Jumat, 07 Agustus 2015



Plastik, sepele, tapi bahaya lho !?



Polimer dalam kimia  merupakan penggabungan beberapa molekul sederhana mejadi molekul besar atau makro molekul. Berdassarkan asalya polimer dibagi menjadi dua yakni :
·         Polimer alam
·         Polimer buatan
Sedangkan berdasarkan reaksi pembentukannya polimer dibedakan menjadi  dua juga , yakni :
·         Polimer adisi : tanpa terjadi hasil sampingan
·         Polimer kondensasi : ada hasil sampingan
Salah satu contoh polimer yang sering kita temui di lingkungan sekitar kita yakni polistirena, polipropena dan polietena.  Polietena monomernya etena contohnya dalam lingkungan  kita yakni kantong plastik, poliproprna monomernya propena contohnya botol plastic. Sedangkan polistirena monomernya stirena, contohnya sterofoam. Ketiga contoh polimer tersebut terbentuk melauli polimerisasi adisi.
Menurut SPI (Society of the Plastics Industry) ada 6 kode untuk menandai jenis-jenis polimer plastik, yakni :
Polyethylene Terephthalate (PET atau PETE), High density uretana (HDPE), Vinyl (Polyvinyl Chloride atau PVC), Polyethylene berketumpatan rendah (LDPE), Polypropylene ( PP), atau polistirena (PS). 


 
Berikut contoh dalam pemanfaatannya : 
 
Untuk bahan makanan biasanya digunakan yang mempuunyai kode nomer  1,2,4,dan 5.
                           
Kod No. 1 – Polyethylene Terephthalate (PETE atau PET)
Simbol ini biasanya diklasifikasikan untuk botol yang jernih seperti botol air mineral. Penggunaannya disarankan hanya sekali pakai kerana jika terlalu kerap digunakan lebih-lebih lagi untuk mengisi air panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan bocor dan mengeluarkan karsinogenik iaitu antara pencetus kanker. Selain itu iritasi pada kulit dan saluran pernafasan juga bisa terjadi. Bagi wanita pula, ia bisa meningkatkan masalah haid, keguguran kandungan dan berkemungkinan anak yang dilahirkan mengalami pertumbuhan yang lambat sehingga usianya menjangkau 12 bulan.
Kod No. 2 – High Density Polyethylene (HDPE)
Lazimnya kita menjumpai simbol ini pada botol susu dan bekas makanan. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang selamat digunakan kerana kemampuannya mencegah tindak balas kimia antara kemasan plastiknya dengan minuman atau makanan yang diisi di dalamnya. HDPE memiliki sifat bahan yang kuat, keras dan lebih tahan pada suhu yang tinggi. Seperti juga PET, ia disarankan untuk sekali pakai kerana pembebasan antimoni trioksida akan meningkat dari masa ke semasa. Selain itu HDPE atau High Density Polyethylene juga banyak ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat yang tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup plastik, jeriken pelumas, dan cairan kimia.
Kod No. 4 – Low Density Polyethylene (LDPE)
Sejenis plastik berwarna coklat yang dihasilkan daripada minyak bumi (thermoplastic). Ia dipakai sebagai bekas makanan atau botol-botol yang kemek. Ia bersifat kuat, tembus cahaya, fleksibel dan permukaannya agak berminyak.Ia masih boleh disekitar kita tetapi sukar untuk dihancurkan. LDPE atau Low Density Polyethylene (LDPE) sering digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran, daging beku, kantong/tas kresek
Kod No. 5 - Polypropylene (PP)
Ia merupakan pilihan yang terbaik untuk bahan plastik terutamanya sebagai tempat menyimpan makanan, minuman dan botol susu bayi. Ia bersifat jernih, lebih kuat dan ringan dengan daya tembusan wap yang rendah, tahan terhadap minyak, stabil pada suhu yang tinggi serta berkilat. Boleh ditemui pada penutup botol, botol kicap dan juga pada bekas perubatan. PP atau Polypropylene sering digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi menggunakan plastik jenis ini.

Jadi, untuk kesimpulannya, bahwa sebagian besar penggunaan bahan dasar plastik untuk kemasan memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia khususnya pada makanan. Selain itu, plastik juga berpotensi menjadi masalah dalam pencemaran lingkungan karena kandungan dari bahan plastik tidak mudah diurai oleh alam. Namun, ada beberapa kriteria plastik yang aman untuk digunakan dan  sesuai  dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah serta ramah pada lingkungan.
                                         
Sumber :
1.      Buku Teori Lengkap Kimia Neutron Yogyakarta kode K 316